Atikel dan Panduan Menulisnya
Oleh : Nasikhul Amin
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UNISNU Jepara
Menulis Artikel
Artikel adalah tulisan lepas yang berisi opini
seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya actual/controversial
dengan tujuan untuk memberitahu/meyakinkan/menghibur pembaca. (Sumadiria,
2005:11)
Jenis-jenis artikel :
Menurut Haris Sumadiria, ia membagi jenis artikel
kedalam lima jenis, yaitu :
Artikel praktis = berisi mengenai ha-hal yang bersifat
praktis, misalnya tentang bagaimana hidup sehat, trik sukses tanpa bekerja, belajar
efektif, dll.
1. Artikel ringan = artikel
yang memuat bahasan seputar informasi remaja, anak2, keluarga dan sekitarnya.
2. Artikel halaman opini =
artikel yang memuat topic dengan tema yang sedang hangat berkembang di
masyarakat dan dikupas secara detail dan mendalam.
3. Artikel analisis ahli = artikel
yang menguak analisis/pemikiran para tokoh ahli.
4. Artikel religi = memuat
seputar agama dan ajarannya.
Ciri-ciri artikel :
Þ
Merupakan pandangan/buah pemikiran dari penulisnya.
Þ
Mengandung gagasan actual/bersifat baru.
Þ
Terdapat referensi pendukung, misal buku, media massa,
hasil seminar, dll.
Þ
Orisinalitas, benar-benar hasil pemikiran sendiri.
Þ
Mengungkapkan masalah dan menyediakan solusinya.
Þ
Tulisan tidak bertele-tele dan tuntas/dibaca sekali
duduk.
Þ
Bahasa komunikatif, menarik, dan segar.
Þ
Untuk kepentingan public.
Þ
Mencantumkan nama penulis.
Anatomi/kerangka
penulisan artikel.
1. JUDUL
2. Nama Penulis
3. Pendahuluan
4. Isi
5. Penutup
Teknik penulisan
artikel.
·
Teknik menulis judul
Di dalam membuat
judul sebuah artikel sama halnya dengan membuat judul pada berita. Terdapat
hal-hal yang perlu diperhatikan di dalamnya, yaitu:
1. Harus provokatif
(memancing, menghasut pembaca u/ membaca), singkat, padat, relevan (terkait dg
kejadian/hal yg baru), dan representative (dapat mewakili isi).
2. Menggunakan bahasa baku.
3. Terdiri dari 3 sampai 7
kata (artikel media massa)/1 sampai 4 kata (artikel kolom).
·
Teknik menulis intro/pendahuluan.
Jika
boleh diibaratkan, maka intro itu seperti sebuah pintu gerbang atau juga
seperti sebuah sampul buku. Pembaca itu adalah orang yang pada umumnya menyukai
sesuatu yang indah dan menarik untuknya. Dengan intro yang menarik akan membuat
pembaca juga merasa tertarik utk membaca. Oleh karena itu, agar mendapati intro yang menarik minat
pembaca, penulis bisa mengawalinya dengan bentuk kalimat yang seperti di bawah
ini :
1. Mendeskripsikan latar
belakang masalah mengapa bisa terjadi.
2. Menyatakan kutipan dari kitab suci, filsafat, puisi, syair dsb.
3. Menceritakan pengalaman
pribadi/kisah faktual yang relevan dengan isi artikel.
4. Menyatakan teori atau
prinsip yang diakui kebenarannya.
5. Membuat anekdot atau
humor.
·
Teknik menulis isi
Sebelum
kita menuju kepada teknik menulis isi artikel secara lebih spesifik, di sini
saya ingin berbagi sedikit pengetahuan kepada pembaca. Pada umumnya di dalam
menulis artikel ialah mengungkapkan sebuah persoalan secara lebih mendalam dan
komprehensif. Berbeda dari menulis berita yang hanya sekedar memuat
potongan-potongan informasi yang dianggap penting.
Artikel
selain mengusung pembahasan persoalan yang secara mendalam dan komprehensif,
namun juga harus memperhatikan komposisi yang ada di dalamnya. Apa sajakah
komposisi itu? Ada dua prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam menulis isi
artikel, yaitu :
1. Coherence (pertautan) = antara
kalimat per kalimat saling terkait, satu alur dan tidak keluar dari inti pesan
yang ingin disampaikan.
2. Titik berat (emphasis) =
memberikan penekanan pada bagian tertentu dalam sebuah kalimat. Hal itu
dimaksudkan agar pembaca bisa mendapatkan hipotesa (kesimpulan sementara) dari
pembahasan artikel. Biasanya respon yang ditampilkan oleh pembaca setelah
membaca kalimat tersebut ialah merasa sepaham dengan menyatakan “Ooh, begitu
ya...” :-D
Nah, sekarang kita sudah mengetahui
prinsip menulis isi artikel, selanjutnya kita akan mempelajari metode dalam
mengungkapkan isi artikel. Metode tersebut akan membantu kita untuk lebih mudah
dalam menata isi pesan. Nah, kira-kira apa saja metode itu! Secara garis besar,
metode tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu :
Metode
deduktif = menyatakan kalimat yang
penting/kesimpulan umum pada paragraph pertama, baru kemudian disusul dengan
penjelasan, latar belakang, argumentasi dan bukti-bukti. Biasanya terangkai
dalam tiga paragraph pertama.
Metode
induktif = kebalikan dari metode deduktif. Pada metode ini
diawali dengan menguraikan latar belakang, penjelasan, alasan-alasan,
contoh-contoh serta argumentasi, kemudian ditarik kepada kesimpulan. Nilai
lebih dari metode ini dalam penulisan artikel ialah pembaca diajak untuk
menjajaki isi artikel secara bertahap, sehingga pembaca benar-benar memahami
perjalanan dari isi artikel.
Metode
kronologis = jika boleh
dibandingkan, maka antara metode induktif dengan kronologis hampir memiliki
kemiripan, karena sama-sama menjelaskan hal-hal yang sifatnya umum diawal
paragraph baru setelah itu menuju kepada inti. Namun, pada metode kronologis
penulisan isinya harus benar-benar diurutkan dari awal mula kejadian yang
berkaitan dengan isi artikel sampai kepada kesimpulan kejadian. Atau bisa saja
seperti mengurutkan angka/huruf dari (1/A) s/d (10/Z).
Hambatan umum dalam menulis (Kehabisan
kata-kata)
Inilah kendala yang sering
dijumpai bagi hampir semua penulis apalagi penulis pemula. Ketika sedang
asyiknya menulis tiba-tiba di tengah-tengah menulis kita menjadi blank dan tidak
tahu harus menulis apalagi. Sungguh situasi yang sangat tidak bersahabat bagi
penulis. Namun kita tidak perlu khawatir mengenai hal itu, karena kita akan
mengatasi hal tersebut. Menurut Haris Sumadiria, paling tidak ada enam cara
yang bisa kita lakukan jikalau kita mengalami keadaan tersebut (kehabisan
kata-kata) yaitu :
1. Menguraikan sebuah
penjelasan dari makna kata. Hal tersebut bisa dilakukan secara etimologis,
filosofis, fungsi, tujuan, dsb.
2. Memberikan contoh yang
berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam artikel.
3. Melakukan perbandingan.
Untuk melakukan hal ini kita harus memperhatikan apa yang kita bahas di artikel
yang kita tulis. Jika memang memungkinkan untuk dilakukan perbandingan, maka
carilah kata yang bisa dibandingkan dengan hal lain yang sekiranya relevan.
Misal membandingkan antara system pendidikan di Indonesia – Malaysia, dll.
4. Mencantumkan kutipan.
Kutipan bisa bersumber dari kitab suci, orang, surat kabar, buku, atau
referensi-referensi lain yang mendukung.
5. Mengungkapkan data
statistic, jika memang artikel yang kita buat mendukung untuk disisipkan data
statistic.
6. Membuat penegasan kalimat
pada kalimat yang dianggap penting dan bisa mewakili kesimpulan, namun dengan
redaksi yang berbeda.
·
Teknik menulis penutup
Penutup
merupakan bagian dari artikel yang tidak kalah pentingnya dibandingkan yang
lainnya sepeti judul, intro, dan isi. Pada bagian penutup inilah biasanya pembaca
mendapatkan penegasan dari isi artikel, sehingga membuatnya lebih memahami makna
isi dari artikel. Then, how to make a good closing? This is the manner :
Ø
Memberi penegasan kembali pada topic atau pokok
bahasan dengan tujuan untuk meyakinkan pembaca.
Ø
Mengakhiri dengan klimaks yaitu memberi kesimpulan
yang cukup menarik dan bisa menggugah hati pembaca untuk merenunginya.
Ø
Menggunakan kalimat persuasive/ajakan kepada pembaca.
Ø
Mencantumkan kutipan.
…Good Luck…
Semoga Bermanfaat